Minggu, 05 Maret 2017

PAWANG BANTENG DARI SELATAN JAKARTA





(Jakarta – haltebus.com)
 Bagi sebagian operator bus yang pernah mencari bus dari tangan ke sekian pastilah sudah hafal dengan sosok yang satu ini. Pria yang murah senyum dan gemar memakai topi berkulit gelap itu sudah malang melintang di dunia jual-beli bus lebih dari 10 tahun terakhir. “Saya mengawali karir dari bawah, apa aja saya jalani, asal bisa dapat uang halal. Terjun ke transportasi pertama kali saya nyetir bus yang saya beli dari jerih payah sendiri,” kata Aris Irwanto saat berbincang dengan haltebus.com, di kawasan Cinere, Depok, minggu keempat Mei lalu.


Aris mengaku sempat jatuh bangun menggeluti usaha transportasi bus. Di satu titik dia mengungkapkan, pernah tak memegang uang sepeser pun. Sekedar demi mengantongi uang rokok, dia rela menjadi pengemudi di sebuah rumah produksi. Sampai akhirnya dia mendapat kepercayaan untuk memodifikasi segala kendaraan yang diperlukan untuk kebutuhan rumah produksi yang dikelola sahabatnya itu.

Bermodalkan pergaulan yang luas, jaringan bisnis Aris mulai berkembang. Di satu titik, ketika dia sudah mulai kembali menjalankan bisnis transportasi busnya, suami Intan Septika ini menggeser bisnisnya ke jual-beli bus. “Banyak orang bilang, hanya orang nekat yang mau bertahan di bisnis transportasi bus. Gak ada untungnya,” kata dia.

Pria kelahiran Jakarta tiga puluh tahun kelewat ini, percaya diri memulai bisnis jual-beli bus. Dasarnya bertangan dingin dan mudah bergaul, dia pun dengan mudah menemukan celah bisnis yang mungkin sulit dimasuki orang lain. Dari satu lelang ke lelang lain, dia selalu mendapatkan apa yang dia mau. Entah itu lelang di instansi swasta atau di instansi pemerintah, tak pernah luput dari radarnya. Apa rahasianya? Dia hanya menjawab, “Gak ada rahasia khusus, cuma luwes berkomunikasi dan banyak berdoa.”

Lelang yang tergolong besar pernah diikutinya, seperti lelang kendaraan Cipaganti. Dari seratusan unit bus, Aris berhasil menyalurkan tidak kurang dari 20 unit bus. Pria yang mengaku menggemari otomotif ini akhirnya mulai menekuni serius jual beli busitu mengungkapkan sedikit demi sedikit usaha transportasi bus mulai digesernya. Meski tak dihapuskan sama sekali, dia mengungkapkan, lebih menikmati bisnis jual-beli bus.
Bus-bus yang diperoleh Aris hampir selalu dilirik orang. Bahkan, tak jarang, belum sempat menginjak garasinya di Cinere, bus sudah berpindah tangan. Bus-bus yang paling diminati adalah bus dengan perawatan baik, umur operasional rendah serta masih terjaga kondisinya. Bus-bus lelang dari instansi pemerintah maupun swasta memang nyaris tak pernah luput dari pemantauannya. Tidak jarang pula dia menemukan bus dengan umur pemakaian yang rendah dari hasil lelang-lelang itu.Salah satunya yang kini menjadi bus kesayangannya. Mercedes-Benz OH-1113 OH306 yang diperolehnya dari hasil lelang Sekretariat DPR-RI. Kini dia menikmati bus yang sudah tergolong langka di Indonesia. Bus Banteng, Mercedes-Benz OH-1113 OH306, menjadi penyemangatnya, sebab, diluar dugaan penggemar bus sangat mengapresiasi keberadaan bus itu. “Saya mau merawat busnya aja,” ujarnya sambil tersenyum.Bus yang asalnya berkelir putih bercampur gradasi ungu itu seperti membawa peruntungan. Belum genap sebulan dibeli, sudah ikut meramaikan Pameran Indonesia International Bus and Truck (IIBT) 2016. Alhasil banyak pengunjung yang mengabadikan dan bertanya-tanya seputar bus yang unik ini. Maklumlah, Aris merombak sebagian deretan kursi dan menggantinya dengan sofa yang menggoda. Daya tarik interior yang menonjol adalah bantal dan sandaran kursi berlogo Mercedes-Benz yang menghiasi sofa, membuat siapapun yang melihatnya terkagum-kagum.

Banyak sisi kehidupan yang menyelemuti dunia transportasi bus tak terjamah khalayak ramai. Menurut Aris, jual-beli bus meski tak banyak yang tahu, sangatlah dinamis. Diperlukan kerja keras membangun jaringan, sehingga hasil yang optimal bisa diraih. Hasil perburuan bus dengan kondisi terjaga menjadi target utama, demi kepuasan pembeli yang membeli bus darinya.


Sumber : haltebus.com

0 komentar:

Posting Komentar