|
08 Maret 2016 |
(Jakarta – haltebus.com) PT. United Tractors (UT) tak lagi menjual Scania K310IB-4x2. Dua unit terakhirnya diborong PO. Rejeki Transport, Yogyakarta. Hanya sedikit orang yang mengerti tentang bus yang hanya dijual tak lebih dari 24 unit itu. “Alhamdulillah kami bisa membeli Scania K310IB, berikutnya mudah-mudahan kakaknya, Scania K360IB juga bisa terbeli,” ujar pemilik PO. Rejeki Transport, Wiwit Kurniawan kepada haltebus.com, Selasa (23/2/16) di Malang, Jawa Timur.
Wiwit membeli dua unit terakhir yang dijual PT. UT yang batal dibeli operator bus lain. Informasi yang didapat haltebus.com, pemilik lama dua chassis itu ingin menggantinya dengan Scania K410IB-6x2. Pucuk dicinta ulam tiba, Wiwit yang sejak dua tahun lalu tertarik dengan Scania langsung mengiyakan tawaran tim penjualan PT. UT.
Semangat Wiwit memiliki bus baru, terlihat dari persiapan yang dibuatnya. Saat menjemput bus dari Karoseri Adiputro keluarga dan sejumlah kru diajak serta. Beberapa rekannya yang aktif di bisnis pariwisata juga tak ketinggalan. Dia bahkan menyiapkan tagline untuk armada barunya : You, Scania, Dancing on Road. Dia mengklaim busnya sebagai bus Scania Single High Decker Pertama di Yogyakarta. Pria murah senyum ini ingin mengulang tren di bus pariwisata yang sempat digulirkannya : Eat Sleep Bus.
Mengapa Wiwit jatuh cinta pada K310IB-4x2. “Nama Scania identik dengan bus yang mewah. Saya ingin sesuatu yang beda, yang bisa menarik perhatian orang. Bus ini saya buat spesial. Catnya baru, interior dan kursinya juga saya pilih sendiri, sound system-nya saya siapkan yang terbaik. Saya yakin gak semua bus seperti ini,” katanya.
haltebus.com berkesempatan mencicipi salah satu dari dua Scania K310IB-4x2 terakhir yang dibeli Rejeki Transport itu. Bus dengan beragam fitur keselamatan ini cukup nyaman. Penumpang bisa tidur nyenyak dibuai suspensi udara tanpa harus merasa khawatir. Selain Electronic Braking System yang dilengkapi automatic exhaust brake control dan Retarder ada juga Comfortshift transmission yang membuat perpindahan persneling lebih halus. Ada juga fitur hill-hold yang memudahkan pengemudi saat bus harus berhenti dalam posisi menanjak, misalnya seperti kemacetan yang kerap ditemui di daerah Puncak, Bogor, maupun Lembang, Bandung. Fitur lain ada Electronic Level Control untuk suspensi udara.
Semua kinerja mesin dan pengemudi bisa dipantau dengan sistem elektronik yang terpasang pada Scania K310IB-4x2. Mulai konsumsi bahan bakar, lama operasional mesin, baik sejak mulai pertama dihidupkan sebelum dalam bentuk chassis maupun sudah beroperasi sehari-hari, ada juga rekaman penggunaan rem dan retarder, hingga skor pengendalian bus oleh pengemudi. Semua itu bisa dilihat berkat komputerisasi fungsi mesin yang tertanam dalam sistem yang ada pada bus standar Scania.
Pemilik bus tak perlu menambahkan alat apapun untuk merekam perilaku pengemudi dan pengendaliannya terhadap operasional bus sehari-hari. “Pengemudi bus sudah gak bisa bohong lagi soal solar. SPBU nakal juga akan ketahuan, berapa solar yang dibayar dan yang masuk ke tangki bahan bakar juga bisa ketahuan. Kita jadi tahu mana SPBU yang jujur mana yang nakal,” ujar Adi Putra Prawira, rekan Wiwit yang menceritakan pengalamannya menyewa bus Scania untuk kliennya.
Dalam perjalanan dari Malang menuju Yogyakarta, pengemudi PO. Rejeki Transport, Andri Priyanto tak terlalu kesulitan mengemudikan Scania K310IB-4x2 yang dilengkapi mesin Scania DC911, 9 ribu cc, lima silinder, berstandar Euro 3. Saat dibimbing staf Scania perwakilan PT. UT Surabaya, Gatot Sutrino, dia dengan mudah menyerap informasi yang disampaikan. Andri terlihat masih belum terbiasa dengan cara memindah persneling dan mempertahankan putaran mesin yang ideal. “Tenaganya seperti hilang, jadi saya agak menahan putaran mesin di posisi lebih dari 1.500 rpm,” ujarnya.
Tak lebih dari satu jam perjalanan ditemani, Andri harus mengemudikan sendiri karena Gatot kembali ke tempat tugasnya ke Surabaya. Sedangkan Andri mengemudikan bus tinggi itu ditemani Kepala Mekanik Rejeki Transport Bibit Utomo. Selama perjalanan Malang-Pandaan-Solo bus berjalan dengan santai. Maklum, selain bus baru, Andri juga banyak beradaptasi antara mengendalikan bus dengan kondisi jalan yang dilaluinya. Nyaris semua penumpang, sekitar 15 orang tertidur, entah karena lelah atau busnya yang nyaman, atau pengemudinya yang bisa membuat seisi bus terbuai. Mereka terbangun saat bus beristirahat di sebuah SPBU di Palur, Karanganyar.
Saat tiba di Solo, bus mampir ke garasi PO. Siliwangi Antar Nusa. Bus disambut hangat Direktur PT. SAN Putera Sejahtera, Kurnia Lesani Adnan. Untungnya bus sempat mampir, karena di sini kemudian diketahui ada klem yang lepas. Kepala Mekanik PO. SAN, M.A. Rahman dengan sigap membantu memperbaiki sementara klem yang terlepas. “Ini kalau terlalu lama bahaya, sebab udara yang keluar akibat klem yang terlepas sangat panas, bisa merusak komponen yang lain,” kata Kurnia yang akrab disapa Sani.
Wiwit yang belum paham tentang Scania, sangat berterima kasih mendapat banyak masukan dari Sani. Saat bus berhenti di garasi PO. SAN, konsumsi bahan bakar tercatat 1 liter berbanding 2,9 Km. Catatan yang sangat baik, mengingat bus bisa mencapai angka perbandingan 1 : 3 Km bahkan lebih. Apalagi bus tidak dalam kondisi operasional sepenuhnya dengan baik, yakni klem yang terlepas dan pengemudi yang masih beradaptasi. Informasi yang diperoleh haltebus.com, bus Scania K310IB-4x2 bisa mencapai angka 1 : 3 Km di medan pegunungan, sementara angka efisiensi tertinggi bisa dicapai Scania K360IB-4x2 Opticruise di posisi 1 : 3,4-3,5 Km.
Untuk masalah efesiensi, Kurnia yang akrab disapa Sani berbagi pengalaman dengan Andri dan Bibit. Dia mengoreksi gaya mengemudi keduanya yang kerap bermain di putaran di atas 1.500 rpm. “Scania K310IB ini tenaganya besar, tetapi gak bisa dipaksa. Kalo istilah orang leler. Diikuti aja dulu, nanti kalo sudah dirasakan ada tenaganya, barulah gas diinjak....ngacir dia. Kalau dipaksa sementara tenaga belum terasa, bisa boros solarnya,” ujar pemilik empat Scania K310IB-4x2 ini.
Sayangnya PT. UT menghentikan penjualan chassis K310IB-4x2 di angka 24 unit. Sebagian besar chassis bus ini diminati oleh operator bus di Sulawesi Selatan. Jika jalan tol di seluruh pulau di Indonesia sudah terwujud, bus-bus bertenaga 300 HP menguasai jalan. Dengan karakteristik trek jalan tol yang panjang maka dibutuhkan bus yang bisa mempertahankan kecepatan secara konstan di putaran mesin rendah. Sales Director PT. UT Iman Nurwahyu mengaku tengah menyiapkan langkah-langkah untuk fokus pada penjualan bus di Indonesia. Namun, saat ditanya haltebus.com apakah akan menyiapkan kembali bus di kelas 300 HP dia hanya menjawab, “Akan kami pertimbangkan lagi.”
Sumber : haltebus.com
|
|
0 komentar:
Posting Komentar